
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutai Timur (Kutim), Jimmi, ST.MT, kembali menyoroti isu krusial yang terus menjadi perhatian di sektor pendidikan, khususnya terkait Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SMA. Kesenjangan antara jumlah lulusan SMP dan ketersediaan bangku di sekolah negeri menjadi fokus utama pembahasannya.
Menurut data terbaru Tahun ini, jumlah lulusan SMP di Sangatta Utara dan Sangatta Selatan tahun ini mencapai 2.134 siswa. Namun, dari sisi daya tampung, lima SMA negeri yang ada hanya mampu menampung sekitar 1.500 siswa. Artinya, terdapat sekitar 600 siswa yang terancam tidak tertampung di sekolah negeri.
Menanggapi hal tersebut, Ketua DPRD Kutim Jimmi, menyampaikan pihaknya telah mendorong upaya konkret melalui penganggaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Perubahan Tahun 2025. Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah penganggaran pembelian lahan untuk pembangunan unit sekolah baru di wilayah Sangatta Utara.
“Dalam APBD perubahan ini, kita sudah anggarkan pembelian lahan untuk lokasi sekolah SMA di Sangatta Utara. Rencananya, pembangunan fisik akan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi,” ujarnya pada Kamis, 3 Juli 2025
Lalu untuk wilayah Sangatta Selatan, Jimmi menyebut bahwa lahan untuk pembangunan SMA baru sudah tersedia dan dinyatakan clear, namun pembangunan fisik baru akan dilaksanakan pada tahun Tahun depan.
Selain fokus pada sekolah negeri, ia juga menyampaikan harapannya agar sekolah swasta dapat dijangkau oleh program pendidikan gratis pool secara menyeluruh, sehingga siswa yang tidak tertampung di sekolah negeri tetap bisa melanjutkan pendidikan tanpa terkendala biaya.
“Mudah-mudahan sekolah swasta juga bisa dijangkau program gratis pool, agar anak-anak yang masuk sekolah swasta mendapat manfaat yang sama seperti siswa di sekolah negeri,” tandasnya.