
Sangatta, – Jumlah penduduk di Kabupaten Kutai Timur (Kutim) terus menunjukkan tren peningkatan signifikan. Berdasarkan data sektoral dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kutim, populasi pada tahun 2024 tercatat sebanyak 448.850 jiwa. Angka ini naik dibandingkan tahun sebelumnya, 2023, yang berjumlah 429.640 jiwa.
Disis lain, Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan jumlah penduduk Kutim tahun 2024 sebesar 462.990 jiwa, naik dari proyeksi tahun sebelumnya sebesar 455.500 jiwa.
Fungsional Statistisi Ahli Pertama BPS Kutim, Ayufi, menegaskan bahwa sumber utama data jumlah penduduk adalah dari Disdukcapil. “Jadi jumlah penduduk itu sumbernya dari data sektoral dari Disdukcapil,” ungkapnya di Kantor BPS Kutim,pada Senin, 14 Juli 2025.
Ayufi mengungkapkan, peningkatan ini menunjukkan dinamika pergerakan penduduk yang signifikan di Kutim. Mengingat mayoritas penduduk di wilayah ini bukan penduduk asli. “Pergerakan penduduk di sini sangat dinamis karena mayoritas sini penduduk bukan asli daerah,” jelasnya.
Dari total 448.850 jiwa penduduk di tahun 2024, 240.268 jiwa adalah laki-laki dan 208.582 jiwa adalah perempuan. Ini berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibanding perempuan.
Terkait kepadatan penduduk, BPS menghitung berdasarkan jumlah penduduk dari Disdukcapil yang dibagi dengan luas wilayah yang diperoleh dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) kepadatan penduduk Kutim pada tahun 2024 mencapai 14,37 jiwa per kilometer persegi.
“Kalau kepadatan penduduk berarti proporsi antara jumlah penduduk dengan luas wilayah. Untuk Kutai Timur kepadatannya 14,37 jiwa per kilometer persegi,” terangnya
Dari seluruh kecamatan yang ada, Sangatta Utara tercatat sebagai kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi di Kutim, yakni mencapai 389,28 jiwa per kilometer persegi atau sekitar 390 orang per kilometer persegi.
Sebaliknya, Kecamatan Busang menjadi wilayah dengan kepadatan penduduk terendah, hanya 1,71 jiwa per kilometer persegi.
“Busang itu 1,71 jiwa per kilometer persegi Jadi sekitar dua orang per kilometer persegi” pungkas Ayufi. (Vy*)