
Kutai Timur, – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) telah mengambil langkah antisipasi serius menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta kekeringan selama musim kemarau 2025. Kesiapsiagaan ini mengacu pada Surat Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor: 300.2.3/15004 Tahun 2025 tentang Antisipasi Bencana Hidrometeorologi Basah dan Kering Provinsi Kalimantan Timur Periode Juli hingga Desember 2025, serta prakiraan cuaca dan hotspot dari BMKG Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kutim, Muhammad Naim mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh kecamatan hingga desa, dengan harapan dapat menjangkau hingga tingkat RT, agar masyarakat berpartisipasi aktif dalam pencegahan karhutla. Imbauan ini juga menekankan pentingnya koordinasi dan konsultasi dengan pihak terkait.
”Masyarakat bisa berpartisipasi dalam pembukaan lahan, untuk selalu berkoordinasi dan konsultasi dengan pihak rt, desa,”ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu 30 Juli 2025.
Naim menekankan pentingnya koordinasi dalam pembukaan lahan, terutama dengan pemerintah desa setempat. Ia menyebutkan, di berbagai kecamatan dan desa telah terbentuk kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) yang dilengkapi dengan peralatan penanganan karhutla pinjam pakai dari BPBD.
Selain itu, BPBD melalui Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) juga aktif melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan menerbitkan surat edaran terkait larangan membakar hutan dan lahan. Sosialisasi ini dilakukan oleh tim yang beranggotakan 4 hingga 6 orang, sementara patroli lapangan dilakukan oleh regu yang terdiri dari 10.
Naim mengungkapkan bahwa dalam dua minggu terakhir, tercatat dua kejadian karhutla di wilayah Sangatta Utara. Beruntung, kejadian tersebut cepat direspons dan berhasil ditangani oleh tim di lapangan.
”Apabila dalam patroli teman-teman di lapangan mendapati yang membakar masyarakat yang membuka lahan maupun hutan, ya kita memberikan saran, memberi masukan, memberikan kaitannya dengan larangan membakar atau membuka lahan dan hutan di saat saat kemarau seperti ini,” tegasnya.
Dalam upaya memperkuat respons cepat terhadap segala jenis bencana, BPBD Kutim telah menyiagakan petugas selama 24 jam penuh, termasuk di akhir pekan.
”Perlu diketahui bahwa kami BPBD alhamdulillah sudah menjadwalkan teman-teman ya untuk standby di kantor 24 jam minggu ketemu minggu. Jadi bukan hanya laporan karhutla ya semua bencana yang terlapor ke kami insya Allah bisa terdeteksi,” tambahnya.
BPBD Kutim juga mendorong partisipasi aktif dari berbagai pihak, seperti mahasiswa, pengusaha, perusahaan, dan media. Naim berharap agar masyarakat yang membuka lahan dapat berkoordinasi dengan pemerintah setempat agar prosesnya tidak menimbulkan risiko bencana.
”Saudara-saudara kami mohon maaf yang merokok dan lain sebagainya untuk tidak sembarang membuang puntung-puntung rokoknya, apalagi dibuang ke lokasi-lokasi yang memang rentan atau rawan terjadinya kebakaran hutan dan lahan,”pungkasnya.(Vy*)