
Kutai Timur, – Mardiana, perempuan tangguh yang akrab disapa Nana, sukses mengharumkan nama Kutai Timur (Kutim)dan Kalimantan Timur (Kaltim) setelah meraih medali emas pada ajang Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ia tampil gemilang di 20K Master 1 Putri, mengungguli para pesaing di lintasan, menantang yang menguji fisik dan mental.
Prestasi ini menjadi kebanggaan besar, tak hanya bagi Asosiasi Lari Trail Indonesia (ALTI) Kutim, tetapi juga bagi Provinsi Kalimantan Timur secara keseluruhan. Penampilan cemerlang Nana menjadi bukti dedikasi dan semangat juang atlet lari trail dari daerah.
Lebih dari itu, kemenangan ini juga menjadi penanda momen bersejarah bagi ALTI. FORNAS VIII merupakan ajang terakhir yang diikuti ALTI sebagai organisasi olahraga rekreasi. Kini, cabang lari trail resmi bergabung dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan bertransformasi menjadi olahraga prestasi, membuka peluang tampil di ajang-ajang besar seperti Pekan Olahraga Nasional (PON).
Nana mengaku bersyukur atas pencapaiannya. Ia tak lupa menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan ALTI Kutim dan ALTI Kaltim.
“Terima kasih kepada ALTI Kutai Timur dan ALTI Kaltim atas kepercayaan ini. Dengan doa dan dukungan banyak pihak, saya bisa memberikan yang terbaik dan membawa pulang emas,” ungkap Nana melalui sambungan telepon, Senin, 28 Juli 2025.
Ketua ALTI Kutim, Abdul Kadir Jaelani, turut memberikan apresiasi atas capaian Nana. Menurutnya, keberhasilan ini adalah buah dari kerja keras dan komitmen panjang yang dijalani secara konsisten, baik oleh atlet maupun organisasi.
“Mba Nana telah mengukir sejarah, mengharumkan Kutim dan Kalimantan Timur di panggung nasional. Ini adalah momen istimewa dan emosional, apalagi ini merupakan FORNAS terakhir ALTI sebelum menatap babak baru di PON,” ujarnya
Ia menambahkan, olahraga lari trail memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai bagian dari sport tourism di Kutim. Dengan bentang alam berupa hutan tropis, perbukitan, dan jalur alam yang menantang, Kutim dinilai ideal menjadi lokasi ajang trail berskala nasional bahkan internasional.
“Lari trail menggabungkan olahraga dan petualangan. Kutim memiliki keindahan alam yang luar biasa hutan tropis, perbukitan, sungai, dan medan menantang. Ini sangat potensial untuk dijadikan magnet pariwisata olahraga. Kita sudah punya bukti nyata dari Sangatta Trail Run 2024, yang berhasil menarik ratusan pelari dari berbagai daerah,” jelas Kadir.
Selain mempromosikan pariwisata, event seperti ini juga memberikan dampak ekonomi yang luas. Kehadiran peserta dan penonton mendorong tumbuhnya sektor kuliner, penginapan, transportasi, hingga UMKM lokal.
“Kalau dikelola dengan serius dan terencana, Kutim bisa menjadi tuan rumah berbagai event lari trail skala nasional bahkan internasional. Ini bukan mimpi, karena potensi alam kita sangat mendukung,” tambah Kadir.
Ia juga menekankan pentingnya pembinaan atlet usia muda, khususnya pelajar, sebagai bagian dari strategi jangka panjang. Menurutnya, regenerasi atlet harus dimulai dari usia dini agar Kutim memiliki stok pelari berbakat yang bisa berprestasi di tingkat tinggi.
“Kami melihat banyak potensi muda di sekolah-sekolah. Namun mereka butuh wadah, pelatih, dan kompetisi yang rutin. Pemerintah perlu memberikan perhatian serius, baik dalam bentuk fasilitas, anggaran, maupun kebijakan yang mendukung,”imbuh Kadir.
Sebagai persiapan menuju Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Lari Trail yang akan digelar di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 12–14 November 2025, ALTI Kutim berharap dapat mengirimkan lebih banyak atlet, terutama dari kalangan pelajar. Ini menjadi langkah awal untuk menunjukkan kekuatan Kutim di level nasional yang lebih kompetitif.
“Kami ingin atlet muda Kutim bersinar di Kejurnas IKN. Ajang itu bisa menjadi batu loncatan mereka untuk masuk ke tingkat yang lebih tinggi lagi, termasuk PON dan kejuaraan internasional,”pungkas Kadir. (Vy*)