
Sangatta, – Kabupaten Kutai Timur (Kutim) menghadapi krisis pendidikan yang mengkhawatirkan. Berdasarkan data resmi Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kutim menduduki peringkat tertinggi di Kalimantan Timur dengan 12.802 anak tidak mengenyam pendidikan formal. Angka ini menyoroti urgensi penanganan masalah akses pendidikan di wilayah tersebut.
Rincian dari data Pusdatin menunjukkan bahwa mayoritas anak-anak ini, 9.463 orang, belum pernah mengenyam pendidikan sama sekali. Sementara itu, 1.451 anak telah lulus namun tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya, dan 1.888 anak lainnya mengalami putus sekolah.
Salah satu potret nyata dari krisis ini terlihat di Batota, sebuah daerah yang hingga kini belum memiliki akses terhadap pendidikan formal. Kondisi geografis yang terpencil dan belum tersedianya sarana prasarana pendidikan membuat anak-anak di wilayah tersebut kehilangan kesempatan untuk bersekolah.
Anggota DPRD Kutim dari Komisi D, H. Ahmad Sulaiman, mengaku prihatin atas kondisi tersebut. Ia menyampaikan bahwa informasi mengenai anak-anak yang tidak sekolah ini harus menjadi perhatian bersama, terutama jika memang benar masih ada wilayah di Kutim yang belum tersentuh layanan pendidikan dasar.
“Tentu saja ini satu kerjaan kalau memang ada, satu lagi yang harus kita pikirkan kalau memang itu ada data yang seperti itu kan,”ujarnya saat ditemui di Lobby Kantor DPRD Kutim pada Senin,14 Juli 2025.
Ahmad mengakui bahwa secara keseluruhan ia belum mendapatkan gambaran lengkap mengenai wilayah-wilayah lain yang mengalami kondisi serupa.
“Terus terang secara keseluruhan saya memang belum tahu secara keseluruhan di Kutim Tapi ya kalau ini saya tahu informasi lagi kalau memang di sana juga ada begitu ya”ungkapnya
Politisi Demokrat itu berharap kondisi ini menjadi masukan penting bagi pemerintah daerah agar segera mencari solusi. “Nah, itu dan mudah-mudahan ini satu masukan dari saat mudah-mudahan dari daerah tersebut muncul usulannya ya,” tutup Ahmad